#NHW1 Adab Menuntut Ilmu

Ketika ditanya, jurusan ilmu apa yang sebenarnya ingin saya tekuni di universitas kehidupan ini? Saya jujur bingung menjawabnya. Latar belakang pendidikan saya adalah teknologi informasi/IT, dan saat ini saya pun bekerja di bidang IT pada salah satu Kementerian.

Lalu ketika ditanya, apakah saya bahagia menjalaninya? Ya, saya bahagia dan saya memang menyukai ilmu tersebut. Apakah saya ingin menekuninya? Ya, saya masih ingin menekuninya.

Namun, saya tidak menjawab “teknologi informasi” pada pertanyaan #NHW1 kali ini karena di samping menekuni bidang teknokogi informasi, saya pun saat ini sedang berdagang kecil-kecilan. Ya, saya ingin sekali mempelajari ilmu bisnis. Alasan terkuatnya adalah karena ingin sekali berdagang tapi ilmu tentang bisnis yang saya miliki masih sangat minim.

Strategi yang saya rencanakan dalam upaya menuntut ilmu di bidang ini antara lain:

1. Mencari referensi ilmu bisnis berbasis Islam. Menurut saya, ini sangat penting karena berbisnis pun ada aturan-aturannya dalam koridor Islam; agar bisnis kita mendapat ridlo dari Allah.

2. Mencari sumber ilmu dalam bentuk buku maupun softcopy. Jangan malas membaca dan mencari sumber ilmu. Semoga Allah memudahkannya.

3. Berdiskusi dengan teman-teman yang paham ilmu bisnis. Jangan malu bertanya pada teman-teman yang sudah terlebih dahulu terjun dalam berbisnis. Hal ini penting agar kita bisa belajar dari pengalaman mereka.

Perubahan sikap yang saya rasa harus diperbaiki dalam rangka menuntut ilmu tersebut antara lain:

1. Konsistensi

2. Percaya diri

3. Semangat belajar

4. Komitmen

Demikian sekilas mengenai jurusan ilmu yang ingin saya tekuni dalam universitas kehidupan ini. Semoga Allah senantiasa meridloi usaha saya dalam menuntut ilmu. Aamiin.. 😊

#NHW1 #MatrikulasiIIPBandung3

Tumis Pokcay

Tadi pagi saya membuat masakan sederhana, tumis pokcay. Ini dia penampakan si pokcay.

pokcoy

Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
– seikat pokcay
– bawang putih 5 siung, dirajang (karena saya suka bawang putih, jadi saya pakai agak banyak)
– bawang merah 3 siung, dirajang (ini juga sesuai selera saja, disesuaikan dengan porsi pokcay-nya)
– cabe rawit, dirajang (bisa pakai atau tidak, sesuai selera)
– minyak goreng untuk menumis
– air putih

Bumbu yang diperlukan:
– garam
– gula putih
– penyedap rasa serba guna (saya menggunakan penyedap rasa sapi)

Cara membuatnya mudah dan cepat:
– pokcay dicuci bersih, lalu dipotong-potong menjadi lebih kecil
– panaskan minyak goreng
– tumis sebentar bawang merah, bawang putih, dan cabe rawit
– masukkan pokcay, aduk dan biarkan agak layu
– tambahkan air
– masukkan garam, gula putih dan penyedap rasa secukupnya sesuai selera
– masak sekitar 5 menit
– angkat dan sajikan

Demikian resep sederhana ini, mudah dan cepat. Selamat mencoba. 😀

*

sumber gambar: http://toriosuki.webs.com/photos/Torio/pokcoy.jpg

Dari Januari ke Januari

Selamat datang 2014! Agak telat memang, karena sudah memasuki akhir bulan dan saya baru nongol untuk mengucapkan selamat datang pada tahun baru ini, 2014. Well, sepertinya saya harus mengakui ketidak-konsistenan saya dalam menulis blog. Lagi dan lagi. Inilah buktinya. Blog ini terakhir diperbarui setahun yang lalu, bahkan artikel terakhirnya semestinya diperbarui terus menerus.

Kali ini saya berniat (lagi) membangun kembali “rumah” ini sebagai blog pribadi saya. Tulisan-tulisan fiksi saya yang lama bisa dibaca di sini. Mudah-mudahan saya bisa menghangatkan rumah ini dengan celoteh-celoteh yang saya tuliskan.

Dari Januari ke Januari. Bukan sekejap waktu, tapi terasa singkat. Waktu yang membawa saya ke diri saya yang sekarang. Saya yang harus kembali belajar menulis, untuk bisa meluapkan isi di kepala yang kadang menguap begitu saja lalu terlupakan.

Selamat datang di rumah baru ini.

Salam, puteri tidur.

Rekap Buku Bacaan 2013

Saya tergolong sering membeli buku, tapi saya masih merasa kurang. Masih banyak buku terkenal dan bagus yang belum pernah saya baca. Salah satunya adalah faktor tidak adanya “pinjaman”… Hehe.. Jadi selama ini saya sering membeli sendiri buku-buku yang ingin saya baca.

Tak penting sebenarnya dari mana asal buku itu, mau pinjam atau beli, yang penting baca ‘kan? Walaupun bisa saja saya dengan cepat lupa apa yang telah saya baca. Lantas apakah saya bukan pembaca yang baik? Entahlah, tapi seorang teman saya pernah meledek saya gara-gara hal itu.

Berhubung ini masih awal tahun dan saya masih sangat bersemangat… Maka saya memutuskan untuk menulis artikel ini, yang akan saya isi dengan rekap buku bacaan di tahun ini. Sebenarnya saya juga melakukan update koleksi buku saya di goodreads.com, hanya saja saya tetap merasa perlu juga membuat artikel ini. Sekaligus saya ingin mengimbangi artikel-artikel “ilmiah” yang saya buat di blog ini. Di sini saya hanya akan menulis judul buku dan penulisnya, tanpa review.

Buku-buka yang sudah saya baca di 2013 ini adalah sebagai berikut:

  1. Tell Me Your Dreams by Sidney Sheldon – 10 Januari 2013.
  2. The Sands of Time by Sidney Sheldon – 13 Januari 2013.
  3. Young on Top Campus Ambassador – 14 Januari 2013.

…to be updated.

 

Maafkan karena nyatanya, tak pernah di-update.. Saya pun sudah lupa buku apa saja yang saya baca kala itu.. 😀

*updated 2018

Pengantar Tata Kelola Teknologi Informasi

Saat ini TI tidak lagi hanya dipandang sebagai unsur pendukung proses bisnis, tetapi sudah dipandang sebagai bagian dari strategi bisnis. Pemanfaatan TI bisa menjadi salah satu kunci penghematan biaya operasi untuk transaksi-transaksi bervolume tinggi, menjadi enabler bagi inovasi layanan/produk baru bagi konsumen, atau menjadi pengintegrasi proses-proses bisnis organisasi. Pimpinan tertinggi organisasi bertanggung-jawab untuk memastikan kemanfaatan TI bagi organisasi melalui tata kelola TI, dengan memastikan bahwa TI menjadi pendukung dan pendorong strategi pencapaian tujuan organisasi.

IT governance atau tata kelola teknologi informasi (TI) merupakan subset dari corporate governance yang fokus pada pengelolaan TI di organisasi, termasuk performansi sistem TI dan manajemen risiko. Menurut Van Grembergen, tata kelola TI adalah penerapan mekanisme tata kelola: struktur peran, proses/prosedur, dan mekanisme relasional untuk memastikan bahwa TI dikelola sesuai dengan kebutuhan dan strategi organisasi.

Tujuan utama dari tata kelola TI adalah:

  1. Memastikan insvestasi bidang TI mendukung strategi bisnis, dan 
  2. Mitigasi terhadap risiko yang terkait TI dalam organisasi.

Penerapan TI dalam organisasi perlu dikontrol karena investasi bidang TI relatif sangat mahal; meliputi biaya pengadaan/implementasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan bahkan termasuk biaya untuk sistem-sistem yang tidak berhasil. Tata kelola TI juga diperlukan karena seringkali anggaran TI tersebar/terisolasi di berbagai satuan kerja organisasi. Selain itu, dampak kegagalan investasi bidang TI (risiko) berpotensi mematikan kelangsungan bisnis.

Terdapat gejala-gejala tidak terkontrolnya TI yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

  • manajemen bisnis dan manajemen TI jarang atau tidak saling berkomunikasi,
  • pimpinan unit TI tidak memahami kebutuhan bisnis,
  • pimpinan unit bisnis tidak memahami potensi inovasi berbasis TI,
  • pimpinan unit bisnis tidak memiliki rasa memiliki terhadap inisiatif TI,
  • pengelolaan TI terlalu birokratis dan lambat untuk mengakomodasi kebutuhan bisnis,
  • implementasi-implementasi TI sering gagal dalam memenuhi kebutuhan bisnis atau terlambat dalam penyelesaiannya dan melampaui anggaran yang disediakan,
  • risiko pemanfaatan TI tidak dipahami atau dikelola secara efektif sebagai bagian dari risiko bisnis,
  • kegagalan unit TI organisasi untuk mematuhi ketentuan regulator atau kontrak dengan penggunanya, dan
  • tolok ukur keberhasilan unit TI dipandang tidak ada artinya bagi unit bisnis pengguna.

Kurangnya kontrol terhadap pengelolaan TI dapat diakibatkan oleh keengganan eksekutif bisnis yang memandang bahwa TI adalah bagian terpisah dari fungsi bisnis, yaitu hanya dianggap sebagai dukungan teknis terhadap proses bisnis; atau dapat pula dianggap terlalu teknis untuk dibahas oleh level eksekutif bisnis. Perlu disadari bahwa pemanfaatan TI akan sulit berhasil tanpa adanya komitmen dari pimpinan bisnis.

Lima fokus utama dalam tata kelola TI adalah:

  1. Strategic Alignment: harmonisasi antara kemampuan TI organisasi dengan tuntutan bisnis organisasi.
  2. Value Delivery: penciptaan solusi TI yang bernilai tambah bagi organisasi.
  3. Risk Management: pengelolaan risiko penerapan TI sebagai risiko bisnis organisasi.
  4. Resource Management: pengelolaan aset TI organisasi secara tepat guna.
  5. Performance Measurement: penyempurnaan layanan melalui pengukuran kinerja layanan TI.

scope IT gov

Tata kelola TI mengontrol semua tahapan dalam siklus hidup solusi TI untuk menjaga keselarasan antara TI dengan tujuan dan strategi organisasi. Empat pertanyaan dasar dalam tata kelola TI adalah sebagai berikut:

  1. Apakah kita membangun SOLUSI TI yang benar?
  2. Apakah kita menerapkan TEKNOLOGI yang benar?
  3. Apakah kita berhasil melakukan PENGELOLAAN operasionalisasi-nya?
  4. Apakah kita mendapatkan MANFAAT dari penerapan TI?

Kinerja penerapan tata kelola TI harus diukur agar dapat senantiasa disempurnakan efektivitasnya. Tolok ukur yang digunakan antara lain:

  • kemapanan proses tata kelola dan perbandingannya dengan organisasi lain yang sejenis (maturity benchmarking),
  • dampak penerapan TI di organisasi (outcome),
  • tingkat keselarasan (alignment) antara strategi TI dengan strategi bisnis/organisasi.

***

Referensi:

1. Lecturer Slide, Pengantar Tata Kelola Teknologi Informasi, MTI UI, 2012.

2. Wikipedia, Corporate Governance of Information Technology, <http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_governance_of_information_technology>, diakses pada tanggal 9 Januari 2013.

Welcome to My Blog

Ini adalah blog saya yang baru. Well, tidak sepenuhnya baru sebenarnya. Blog ini sudah saya buat bertahun-tahun yang lalu dan sempat saya isi dengan beberapa konten. Namun saya putuskan untuk melahirkan kembali blog saya ini dengan wajah yang baru, nuansa baru, serta konten-konten baru. Selain ini, saya juga punya blog lain untuk mengakomodir kebutuhan saya yang lain. Silakan mampir di blog berisi tulisan-tulisan fiksi saya di sini: celotehputeritidur.wordpress.com.

Sengaja saya meremajakan blog ini kembali untuk menampung pemikiran-pemikiran saya mengenai hal-hal lain, di luar ide-ide fiksi yang kadang tumpah tak karuan di otak saya. Rencananya di blog ini saya akan menulis artikel-artikel non-fiksi yang saya susun berdasarkan studi literatur kecil-kecilan berdasarkan tema tertentu. Atau bisa jadi review mengenai buku atau film. Yang jelas, saya ingin membuat blog ini rumah ke-sekian untuk isi kepala saya yang terlalu beragam untuk ditampung hanya di satu blog saja.

Ada tiga artikel yang sudah saya tulis dalam blog ini. Tema-nya memang beragam, dan perlu saya akui, saya menulisnya secara tidak terstruktur. Saya menulis berdasarkan mood saya ketika saya ingin menulis. Artikel pertama mengenai data mining saya tulis ketika saya sudah menyelesaikan studi Sarjana saya di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Saat ini, saya ingin sekali membuat artikel-artikel sederhana dari bahan-bahan kuliah saya di program Magister di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Semoga saja kemalasan saya untuk menulis mampu saya kalahkan sehingga blog ini kelak akan berisi banyak artikel-artikel yang bermanfaat. Sekalipun mungkin artikel yang saya tulis sangat pendek dan sederhana. 

Inspirasi menghidupkan kembali blog ini lahir dari keisengan saya beberapa kali mampir di blog-nya Pak Anto S. Nugroho berikut: asnugroho.wordpress.com. Blog tersebut untuk saya pribadi sangat inspiratif. Banyak ilmu yang bisa diperoleh dari sana.

Welcome to my blog!  Semoga bermanfaat.

Pengenalan Metodologi Penelitian

Penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

Penelitian melibatkan penggunaan fakta, teori, analisis data (fakta), sampling, kegiatan eksperimen, atau melakukan studi literatur. Penelitian berarti melakukan investigasi terhadap masalah secara sistematis dan menyeluruh, dengan tujuan menyelesaikan masalah yang menjadi fokus penelitan tersebut.

Penelitian memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Berasal dari sebuah pertanyaan atau masalah
  • Harus memiliki tujuan yang jelas
  • Mengikuti rencana atau prosedur yang spesifik
  • Seringkali problem/masalah utama dipecah menjadi beberapa bagian/sub-problem
  • Dipandu oleh masalah, pertanyaan, atau hipotesis yang spesifik
  • Dapat menerima asumsi-asumsi kritis
  • Membutuhkan pengumpulan dan interpretasi data
  • Memiliki siklus

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

  • mendeskripsikan sebuah fenomena
  • memprediksi “sesuatu” di masa yang akan datang
  • menjelaskan solusi untuk sebuah masalah
  • menginterpretasikan sesuatu yang sedang diamati

Ada dua jenis penelitian, yaitu basic research dan applied research. Basic research/pure research/fundamental research dilakukan dengan tujuan mengembangkan teori dan biasanya dilakukan oleh akademisi atau peneliti. Basic research tidak selalu relevan terhadap masalah dalam kehidupan nyata, dilakukan melalui pendekatan ilmiah yang kuat dan menggunakan data empiris. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini biasanya berlaku secara universal.

Applied research memiliki tujuan menyelesaikan masalah (problem solving) dan biasanya dilakukan oleh para praktisi atau konsultan. Penelitian ini harus relevan terhadap dan mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Penelitian dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang dipadukan dengan mental model. Mental model adalah penjelasan mengenai proses berpikir seseorang mengenai bagaimana sesuatu bekerja dalam dunia nyata. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini bersifat kontekstual atau lokal.

***

Referensi:

1. Pure Research. Wikipedia. Diakses 2 Januari 2013.

2. Riri Satria, Introduction to Research Methodology in Information System and Information Technology. MTI UI – 2012.

3. Mental Model. Wikipedia. Diakses 2 Januari 2013.

Pemodelan Proses Bisnis

Proses bisnis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktivitas atau pekerjaan yang terstruktur dan saling berelasi, yang bertujuan menghasilkan suatu produk atau jasa untuk pelanggan tertentu [1].

Sebuah proses membutuhkan satu atau beberapa inputan sehingga dapat menghasilkan keluaran yang bernilai bagi pelanggan. Proses bisnis juga dapat merupakan sebuah solusi dari masalah tertentu. Namun perlu diingat bahwa tidak setiap permasalahan di sebuah organisasi atau perusahaan harus diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi tinggi.

Manajemen proses bisnis merupakan sebuah pendekatan holistik yang menyejajarkan aspek-aspek dari sebuah organisasi/perusahaan dengan kebutuhan pelanggan. Manajemen proses bisnis berupaya untuk memperbaiki proses secara terus-menerus. [2]

Manajemen proses bisnis mencakup hal-hal sebagai berikut:

  • Desain dan pemodelan proses: harus didefinisikan dengan jelas input dan output dari sebuah proses, juga akibat-akibat yang ditimbulkan dari setiap proses.
  • Integrasi: penggabungan semua fungsi atau proses di dalam sebuah organisasi ke dalam suatu gambaran proses yang lebih besar.
  • Komposit dari framework aplikasi: penggabungan berbagai framework aplikasi menjadi sebuah framework baru, sehingga dapat menghemat waktu pengembangan sebuah sistem.
  • Eksekusi menjadi aplikatif: manajemen proses bisnis harus dapat diaplikasikan, bukan sekedar konsep.
  • Memonitor aktivitas bisnis: melalui manajemen proses bisnis, sebuah organisasi dapat melakukan pengukuran terhadap performansinya, atau bahkan melakukan bench-marking.
  • Mengendalikan perubahan: manajemen proses bisnis juga berperan sebagai change management dalam sebuah organisasi.

Manajemen bisnis proses memungkinkan business manager dapat mengukur, merespon, dan mengendalikan semua aspek dan elemen yang ada dalam proses  operasional. Selain itu juga dapat membantu IT manager dalam mengalokasikan sumber daya dan keahliannya pada operasi bisnis secara langsung. Dengan adanya manajemen bisnis proses, staff perusahaan bisa saling menyesuaikan usaha dan keahliannya serta meningkatkan produktivitas serta performansinya. Dengan demikian, perusahaan akan dapat berubah dengan lebih responsif untuk mencapai tujuan.

Sebuah proses bisnis memiliki persyaratan sebagai berikut:

  • Mempunyai tujuan dan cakupan.
  • Mempunyai masukan yang spesifik.
  • Mempunyai keluaran yang spesifik.
  • Menggunakan sumber daya.
  • Mempunyai aktivitas-aktivitas yang dikerjakan berdasarkan urutan tertentu.
  • Mempengaruhi organisasi, baik sebagian maupun keseluruhan.
  • Memberi nilai tambah bagi pelanggan.

Referensi:

[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Business_process. Diakses 13 September 2012.

[2] http://en.wikipedia.org/wiki/Business_process_management. Diakses 13 September 2012.

[3] Bayu Tenoyo, Pengantar Pemodelan Proses Bisnis – Lecture Notes. MTI UI, 2012.

What is Data Mining?

Data mining adalah proses meng-ekstrak atau menemukan pengetahuan dari sejumlah data yang sangat banyak disimpan dalam database, data warehouse atau repositori data lainnya. Kebanyakan orang mengartikan data mining sebagai sebuah sinonim untuk istilah lain yaitu knowldege discovery from data (KDD), sementara yang lainnya memandang data mining sebagai sebuah langkah penting dalam proses knowledge discovery. Proses penemuan knowledge discovery terdiri dari sebuah urutan langkah sebagai berikut:

  1. Data cleaning (menghilangkan noise dan data yang tidak konsisten);
  2. Data integration (menggabungkan data dari beberapa sumber data);
  3. Data selection (mengambil dari database, data yang relevan terhadap proses data mining);
  4. Data transformation (mengubah bentuk data menjadi format yang sesuai untuk proses data mining);
  5. Data mining (proses penting yang mengaplikasikan metode cerdas untuk meng-ekstrak pola data);
  6. Pattern evaluation (mengidentifikasi pola yang benar-benar merepresentasikan pengetahuan/knowledge berdasarkan pengukuran tertentu);
  7. Knowledge presentation (melakukan visualisasi dan representasi pengetahuan).

Langkah 1 sampai dengan 4 merupakan bentuk lain dari data preprocessing, yaitu mempersiapkan data untuk proses data mining. Pola yang menarik akan berguna untuk user dan disimpan sebagai pengetahuan baru dalam knowledge base. Dalam proses knowledge discovery, data mining merupakan proses esensial yang menemukan pola tersembunyi untuk dievaluasi.

Pada umumnya, arsitektur sistem data mining terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

  1. Database, data warehouse, World Wide Web, atau repositori informasi lainnya.
  2. Database server atau data warehouse server yang bertanggung-jawab untuk mengambil data yang relevan berdasarkan permintaan user.
  3. Knowledge base merupakan domain pengetahuan yang digunakan untuk menuntun pencarian atau evaluasi pola yang dihasilkan. Pengetahuan dapat meliputi concept hierarchies, user belief, metadata atau threshold tertentu.
  4. Data mining engine. Hal ini adalah bagian esensial yang idealnya terdiri atas sekumpulan modul fungsional untuk tugas-tugas seperti characterization, association and correlation analysis, classification, prediction, cluster analysis, outlier analysis, dan evolution analysis.
  5. Pattern evaluation module pada umumnya mengukur seberapa menariknya pola-pola dengan berinteraksi dengan modul-modul data mining.
  6. User interface. Modul ini menjalin komunikasi antara users dengan sistem data mining dengan mengijinkan user berinteraksi dengan sistem dengan memberikan sabuah data mining query atau task, serta menyediakan informasi untuk membantu pencarian. Komponen ini juga mengijinkan user mencari skema database atau data warehouse, struktur data, meng-evaluasi pola, dan membuat visualisasi pola.

Dari presprektif data warehouse, data mining dapat dipandang sebagai sebuah tingkat lanjut dari on-line analytical processing (OLAP). Data mining sebenarnya memiliki cakupan jauh lebih dalam daripada proses analisis sebuah sistem data warehouse, yaitu dengan dilibatkannya teknik lanjut untuk analisis data.

Walaupun terdapat banyak “sistem data mining” di pasaran, tidak semuanya dapat melakukan proses data mining yang sebenarnya.  Sebuah sistem analisis data yang tidak menangani jumlah data yang sangat banyak lebih cocok dikategorikan sebagai sebuah sistem machine learning, kakas analisis data statistik, atau sebuah prototipe sistem eksperimental. Sebuah sistem yang hanya dapat menampilkan data atau information retrieval, termasuk menemukan nilai agregat, menampilkan query answering pada database besar lebih cocok dikategorikan menjadi sebuah sistem database, sistem information retrieval, atau sistem database deduktif.

Data mining melibatkan integrasi teknik-teknik dari beberapa disiplin seperti teknologi database dan data warehouse, statistika, machine learning, high-performace computing, pattern recognition, neural networks, data visualization, information retrieval, image and signal processing, dan spatial atau temporal data analysis.

Sumber : 2nd edition – Data Mining Concepts and Techniques – Jiawei Han and Micheline Kamber